viralizou.site – Uya Kuya rumah didatangi massa pada Sabtu malam, 30 Agustus 2025, di kediamannya di Pondok Bambu, Duren Sawit, Jakarta Timur. Ratusan orang merangsek masuk, merusak properti, dan menjarah barang berharga. Aksi ini terkait kemarahan publik atas video viral Uya Kuya berjoget di sidang tahunan MPR 2025, yang dianggap tidak pantas di tengah protes nasional. Uya Kuya meminta maaf atas tindakannya, menegaskan tidak bermaksud menyinggung. Simak kronologi dan konteksnya, dirangkum dari Kompas.com dan sumber terpercaya lainnya.
Uya Kuya Rumah Didatangi Massa: Kronologi Penyerbuan
Uya Kuya rumah didatangi massa sekitar pukul 23:20 WIB pada 30 Agustus 2025. Menurut Beritasatu.com, massa menjebol gerbang rumah di Pondok Bambu, masuk ke teras dan ruang tamu, bahkan naik ke lantai dua. Suara pecahan kaca terdengar saat mereka merusak properti, termasuk kaca jendela. Barang seperti televisi, dispenser, kursi, sepeda, dan kucing peliharaan dijarah. Video yang beredar di media sosial menunjukkan foto keluarga Uya Kuya di dinding ikut dirusak.
Aparat dari Polsek Duren Sawit hadir, tetapi tidak langsung menghentikan aksi. Menurut Brito.id, situasi baru terkendali setelah tengah malam. Uya Kuya dikabarkan tidak berada di rumah saat kejadian. Dengan demikian, kerusakan signifikan terjadi tanpa hambatan awal dari kepolisian.
Latar Belakang Kemarahan Publik
Uya Kuya rumah didatangi massa sebagai bagian dari gelombang protes di Jakarta pada Agustus 2025. Menurut Al Jazeera, demonstrasi dipicu oleh kekecewaan terhadap tunjangan DPR sebesar 50 juta rupiah per bulan, 10 kali lipat upah minimum Jakarta. Situasi memburuk setelah kematian Affan Kurniawan, pengemudi ojek online, yang tertabrak kendaraan polisi pada 28 Agustus 2025.
Video viral Uya Kuya dan anggota DPR lain, termasuk Eko Patrio, berjoget di sidang tahunan MPR memicu kemarahan. Publik menilai aksi itu tidak sensitif di tengah krisis ekonomi dan protes. Menurut Tribunnewsdepok.com, nama Uya Kuya, Eko Patrio, dan Ahmad Sahroni disebut massa saat demonstrasi di DPR. Akibatnya, rumah ketiganya menjadi sasaran penjarahan.
Permintaan Maaf Uya Kuya
Uya Kuya rumah didatangi massa setelah ia menjadi sorotan karena video joget. Dalam unggahan Instagram pada 30 Agustus 2025, Uya meminta maaf. “Saya menyampaikan permohonan maaf sebesar-besarnya, tulus dari hati, atas apa yang terjadi, baik sengaja maupun tidak sengaja,” ujarnya. Ia menjelaskan joget dilakukan setelah sidang tahunan MPR ditutup, untuk mengapresiasi penampilan musik mahasiswa Universitas Pertahanan. Meski begitu, ia mengakui tindakan itu dianggap menyakiti publik.
Uya juga menyesali kerusuhan akibat demonstrasi. “Kami memahami luka mendalam bagi rakyat, terutama korban bentrokan,” katanya. Menurut Detik.com, ia mengaku ikhlas atas penjarahan, tetapi sedih karena kucing peliharaannya diambil. Ia juga membantah hoaks tentang kenaikan gaji DPR.
Konteks Protes Jakarta Agustus 2025
Uya Kuya rumah didatangi massa di tengah gelombang protes nasional yang dimulai Februari 2025. Menurut Wikipedia, demonstrasi dipicu oleh kekecewaan terhadap kebijakan ekonomi, termasuk kenaikan pajak properti dan biaya hidup. Kematian Affan Kurniawan pada 28 Agustus memicu eskalasi, dengan massa menyerang markas Brimob dan gedung DPR.
Rumah anggota DPR lain, seperti Ahmad Sahroni di Tanjung Priok dan Eko Patrio di Kuningan, juga dijarah pada hari yang sama. Menurut FTNews.co.id, aksi ini mencerminkan kemarahan terhadap elit politik yang dianggap korup. Presiden Prabowo Subianto memerintahkan tindakan tegas terhadap aksi anarkis, sementara beberapa fraksi DPR sepakat menyetop tunjangan.
Dampak dan Tanggapan Publik
Uya Kuya rumah didatangi massa memicu perbincangan di media sosial. Menurut Jakartasatu.com, warganet menyerukan aksi serupa sebelum penjarahan terjadi, meski awalnya tidak ada tanda-tanda pergerakan massa di Duren Sawit. Video penjarahan menyebar luas, menambah sentimen negatif terhadap anggota DPR.
Organisasi masyarakat, seperti majelis agama di Jakarta, menyerukan demonstrasi damai tanpa perusakan. Menurut Kompas.com, Gus Yahya dari PBNU mengajak masyarakat tetap tenang. Demonstrasi adalah hak demokrasi, tetapi aksi penjarahan dan perusakan fasilitas publik merugikan kepentingan bersama.
Respons Uya Kuya Pasca-Penjarahan
Uya Kuya rumah didatangi massa, tetapi ia tetap berupaya meredam situasi. Dalam pernyataannya, ia menyatakan ikhlas atas kerugian materi, meski kehilangan kucing peliharaannya menyisakan kesedihan. Menurut Detik.com, Uya membantah keterlibatannya dalam narasi kenaikan gaji DPR, menegaskan video joget tidak terkait isu tersebut. Ia berharap kejadian ini menjadi pelajaran bagi semua pihak.
Kesimpulan
Uya Kuya rumah didatangi massa pada 30 Agustus 2025 sebagai bagian dari protes nasional terhadap elit politik. Penjarahan di kediamannya di Jakarta Timur mencerminkan kemarahan publik atas video joget dan tunjangan DPR. Meski telah meminta maaf, Uya tetap menghadapi dampak dari sentimen negatif. Demonstrasi damai adalah hak demokrasi, tetapi aksi anarkis merugikan semua pihak. Informasi lebih lanjut dapat ditemukan di Kompas.com
