viralizou.site – Bandara Nepal Tutup Demo besar-besaran pada 9 September 2025, menyebabkan Bandara Internasional Tribhuvan (TIA) di Kathmandu menghentikan semua penerbangan. Akibatnya, lebih dari 300 penumpang terlantar, dengan 250 penerbangan harian terganggu, menurut Hindustan Times. Demonstrasi yang dipicu isu korupsi dan larangan media sosial memaksa otoritas bandara mengutamakan keamanan. Untuk itu, simak dampak penutupan, kisah penumpang, dan respons maskapai seperti Air India dan IndiGo.
Bandara Nepal Tutup Demo: Penyebab dan Dampak
Bandara Nepal Tutup Demo setelah aksi protes yang dipimpin Generasi Z memanas di Kathmandu. Demonstrasi menentang korupsi pemerintah dan larangan 26 platform media sosial, termasuk Facebook dan Instagram, memicu kerusuhan, menurut Liputan6. Asap tebal dari kebakaran di Gothatar, dekat landasan pacu, memperburuk situasi, memaksa TIA ditutup sementara pada 9 September 2025. Akibatnya, maskapai seperti Air India, IndiGo, Fly Dubai, dan Singapore Airlines membatalkan penerbangan, mengganggu konektivitas udara Nepal.
Kisah Penumpang yang Terlantar
Ratusan penumpang terjebak di TIA tanpa bantuan memadai. Priti Choudhary, seorang penumpang, mengaku terlantar sejak pukul 11.00 hingga lewat pukul 22.00 tanpa informasi dari maskapai, menurut Merdeka. Parth Patel, yang menjalani ziarah Kailash Mansarovar, kehabisan makanan dan air selama 10 jam. “Kami bisa berjalan di landasan pacu karena tidak ada staf,” ujarnya. Dengan demikian, Bandara Nepal Tutup Demo menciptakan kekacauan bagi pelancong, terutama wisatawan internasional.
Bandara Nepal Tutup Demo: Respons Maskapai
Maskapai berupaya merespons krisis ini. Air India menegaskan keselamatan sebagai prioritas dan memantau situasi, menurut NDTV. IndiGo mengimbau penumpang untuk memilih penerbangan alternatif atau mengajukan pengembalian dana melalui situs web mereka. “Kami berkoordinasi dengan otoritas untuk melanjutkan operasional,” kata IndiGo. SpiceJet juga membatalkan penerbangan pada 10 September 2025 dan menyediakan layanan pelanggan 24/7. Nepal Airlines menawarkan penerbangan alternatif tanpa biaya tambahan. Oleh karena itu, maskapai berusaha meminimalkan dampak Bandara Nepal Tutup Demo.
Situasi Keamanan di Kathmandu
Demonstrasi yang berujung kerusuhan melibatkan pembakaran gedung pemerintah dan rumah pejabat, menewaskan 19 orang, menurut iNews. Tentara Nepal dikerahkan untuk mengamankan TIA, dengan helikopter mengevakuasi pejabat dari zona berisiko. Meski larangan media sosial dicabut pada 9 September 2025, protes berlanjut karena isu korupsi dan nepotisme, menurut Tribun News. Untuk itu, situasi keamanan tetap tegang, memengaruhi operasional bandara hingga dibuka kembali pada 10 September 2025.
Harapan Pemulihan Operasional Bandara
Pada 10 September 2025, TIA kembali beroperasi setelah 24 jam ditutup, menurut Tribun Kalteng. Komite Keamanan Bandara memutuskan situasi cukup kondusif untuk penerbangan sipil. Namun, otoritas bandara mengimbau penumpang menghubungi maskapai untuk informasi terkini. “Bawa tiket dan kartu identitas saat ke bandara,” ujar pernyataan resmi. Sebagai hasilnya, Bandara Nepal Tutup Demo mulai pulih, tetapi pemantauan keamanan tetap ketat untuk mencegah gangguan lebih lanjut.
Kesimpulan
Bandara Nepal Tutup Demo besar pada 9 September 2025 mengganggu ratusan penerbangan dan membuat lebih dari 300 penumpang terlantar di TIA. Demonstrasi yang dipicu korupsi dan larangan media sosial menciptakan kekacauan, dengan penumpang seperti Priti Choudhary dan Parth Patel menghadapi ketidakpastian. Maskapai seperti Air India, IndiGo, dan Nepal Airlines merespons dengan imbauan dan solusi alternatif. Meski bandara kembali dibuka pada 10 September, situasi ini menjadi pengingat betapa rapuhnya operasional penerbangan di tengah gejolak politik. Untuk itu, pemulihan penuh diharapkan seiring stabilnya kondisi Kathmandu.
