Health

5 Gejala Kanker Usus Besar Anak Muda yang Diabaikan

Dokter Beberkan 5 Gejala Kanker Usus Besar

viralizou.site – Kanker usus besar atau kolorektal kini semakin mengintai anak muda, dengan kasus di bawah usia 50 tahun naik signifikan di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) catat lebih dari 1,9 juta kasus baru pada 2020, dan proyeksi hingga 2040 capai 3,2 juta kasus per tahun. Dokter umum dr Jack Ogden dari The Lagom Clinic di Bristol, Inggris, bebarkan 5 gejala kanker usus besar yang halus dan sering diabaikan, seperti anemia atau kram perut yang dianggap masalah biasa. Deteksi dini krusial karena gejala awal tak kentara, tapi bisa selamatkan nyawa. Artikel ini ulas kelima gejala tersebut, beserta penjelasan medis dan saran tindakan.

Gejala 1: Anemia Defisiensi Besi yang Tak Terjelaskan

Anemia defisiensi besi jadi tanda pertama gejala kanker usus besar yang sering diabaikan pada anak muda. Tubuh kekurangan sel darah merah untuk pompa oksigen, sebabkan kelelahan ekstrem, kulit pucat, sesak napas, nyeri dada, jantung berdebar, sakit kepala, dan pusing. Pada anak muda, ini kerap disalahartikan sebagai efek stres kerja atau kurang istirahat, padahal pendarahan kronis dari tumor usus besar picu kondisi ini.

dr Ogden tekankan bahwa anemia ini muncul bertahap, tapi segera periksa ke dokter jika gejala bertahan lebih dari dua minggu. Tes darah sederhana bisa deteksi, dan kolonoskopi konfirmasi tumor dini. Dengan demikian, jangan abaikan kelelahan yang tak kunjung hilang—itu bisa jadi sinyal bahaya.

Gejala 2: Perubahan Kebiasaan Buang Air Besar (BAB)

Perubahan pola BAB, seperti diare berkepanjangan, sembelit bergantian, atau BAB lebih sering, jadi gejala kanker usus besar kedua yang umum diabaikan. Tumor blokir atau iritasi usus, ubah ritme normal, dan bisa temani lendir atau darah halus di tinja. Anak muda sering anggap ini efek makanan pedas atau pola makan tak teratur, tapi jika berlangsung lebih dari tiga minggu, segera konsultasi.

Ahli onkologi Tiago Biachi dari Moffitt Cancer Center sebut perubahan ini dominan pada pasien muda, karena tumor sering muncul di rektum. Pantau warna dan bentuk tinja; darah merah segar atau hitam pekat indikasikan pendarahan internal. Untuk itu, catat pola BAB harian untuk bantu diagnosis dokter.

Gejala 3: Kram atau Nyeri Perut yang Berulang

Kram perut, nyeri, atau kembung yang muncul hilang timbul tanpa sebab jelas jadi gejala kanker usus besar ketiga yang kerap dianggap pencernaan biasa. Massa tumor halangi pergerakan usus, sebabkan ketidaknyamanan di perut bawah atau kanan. Pada anak muda aktif, ini sering dikaitkan dengan olahraga berlebih atau makan siang terlambat, tapi jika tak hilang setelah obat maag, waspadai.

dr Joseph Salhab dari Florida sebut nyeri ini tak kunjung reda meski ubah pola makan, jadi tanda bahaya. Ultrasonografi atau CT scan bisa identifikasi. Dengan demikian, jangan tunda periksa jika kembung disertai mual atau muntah.

Gejala 4: Penurunan Berat Badan Tanpa Alasan

Penurunan berat badan tak terjelaskan jadi gejala kanker usus besar keempat yang halus tapi mengkhawatirkan. Tumor tingkatkan metabolisme, hilangkan nafsu makan, atau cegah penyerapan nutrisi, sebabkan turun 5-10% berat badan dalam enam bulan. Anak muda yang diet atau sibuk kerja sering abaikan ini sebagai “bonus langsing”, tapi sebenarnya sinyal tubuh kehilangan massa otot.

Studi dari National Cancer Institute tunjukkan penundaan diagnosis tingkatkan risiko penyebaran. Ukur berat badan rutin dan periksa jika turun tanpa diet. Untuk itu, tes darah dan endoskopi bantu konfirmasi dini.

Gejala 5: Kelelahan Kronis yang Tak Kunjung Hilang

Kelelahan kronis atau lemas meski istirahat cukup jadi gejala kanker usus besar kelima yang paling diabaikan. Anemia dari pendarahan usus kurangi energi, sebabkan badan lesu sepanjang hari. Pada generasi muda, ini sering dikaitkan dengan burnout kerja atau kurang tidur, tapi penelitian tunjukkan pasien kanker usus besar laporkan ini sebagai gejala awal utama.

dr Ogden ingatkan bahwa kelelahan ini bertahap, tapi kumulatif. Tes hemoglobin dan kolonoskopi jadi langkah selanjutnya. Dengan demikian, prioritaskan pemeriksaan jika gejala gabung dengan yang lain.

Faktor Risiko dan Pencegahan pada Anak Muda

Selain gejala, faktor risiko gejala kanker usus besar pada anak muda termasuk gaya hidup: diet tinggi daging merah, sedikit serat, obesitas, merokok, dan riwayat keluarga. Generasi milenial punya risiko dua kali lipat dibanding 1950-an. Pencegahan: Makan sayur-buah minimal 5 porsi/hari, olahraga 150 menit/minggu, dan screening kolonoskopi mulai usia 45 tahun atau lebih awal jika berisiko.

Jika alami satu atau lebih gejala, segera ke dokter spesialis bedah digestif. Deteksi dini tingkatkan kelangsungan hidup hingga 90%.

Kesimpulan

Dokter Beberkan 5 Gejala Kanker Usus Besar seperti anemia, perubahan BAB, kram perut, penurunan berat badan, dan kelelahan kronis yang sering diabaikan pada anak muda. Gejala halus ini bisa jadi sinyal dini, tapi penundaan diagnosis tingkatkan risiko kematian. Jangan anggap remeh perubahan tubuh; periksa segera untuk selamatkan nyawa. Dengan kesadaran dan gaya hidup sehat, kita cegah kanker usus besar jadi ancaman silent killer di usia muda.