viralizou.site – BPOM Kawal Keamanan Pangan MBG jadi komitmen Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) untuk pastikan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) aman bagi anak-anak Indonesia. Hingga September 2025, BPOM catat 5.914 kasus keracunan di 25 provinsi, dorong pengawasan ketat dari hulu ke hilir. Artikel ini mengulas langkah BPOM, penyebab keracunan, peran Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG), dampak pada anak, dan edukasi keamanan pangan, per 29 September 2025, 06:40 WIB.
BPOM Kawal Keamanan Pangan MBG dengan Pengawasan Hulu-Hilir
BPOM Kawal Keamanan Pangan MBG melalui pengawasan menyeluruh, mulai dari bahan baku hingga distribusi. Selain itu, Kepala BPOM Taruna Ikrar umumkan kolaborasi dengan Badan Gizi Nasional (BGN) via MoU Januari 2025. Untuk itu, BPOM kerahkan 900 trainer untuk latih 32 ribu Sarjana Penggerak Pembangunan Indonesia (SPPI). Meski begitu, temuan 72 kasus keracunan tunjukkan tantangan higienitas. Oleh karena itu, BPOM terapkan standar Hazard Analysis and Critical Control Point (HACCP). Dengan demikian, keamanan pangan MBG terjamin.
Penyebab Keracunan Massal MBG
BPOM Kawal Keamanan Pangan MBG untuk atasi keracunan akibat kontaminasi bakteri seperti E. coli dan Salmonella. Selain itu, investigasi temukan penyimpanan makanan di suhu “zona bahaya” (5–60°C) dan distribusi lambat. Untuk itu, BPOM perketat uji mikrobiologi bahan baku, seperti telur dan ayam. Meski begitu, hanya 0,4% dari 8.583 dapur SPPG punya Sertifikat Laik Higiene Sanitasi (SLHS). Oleh karena itu, BPOM dorong sertifikasi dapur. Dengan demikian, risiko keracunan menurun.
Peran SPPG dalam Program MBG
BPOM Kawal Keamanan Pangan MBG dengan awasi 2.375 dapur SPPG yang layani 7,3 juta penerima hingga Juli 2025. Selain itu, BPOM terapkan Peraturan BPOM No. 4/2024 tentang penerbitan Sertifikat P-IRT. Untuk itu, pelaku usaha wajib ikuti pelatihan Cara Produksi Pangan Olahan yang Baik (CPPOB-IRT). Meski begitu, minimnya SOP keamanan pangan di dapur jadi kendala. Oleh karena itu, BPOM latih UMKM lokal sebagai pemasok. Dengan demikian, SPPG hasilkan makanan aman dan bergizi.
Dampak Keracunan pada Anak
BPOM Kawal Keamanan Pangan MBG untuk lindungi anak dari dampak keracunan, seperti mual, muntah, dan diare. Selain itu, 5.914 kasus di 25 provinsi, termasuk Bandung Barat (1.315 korban), picu trauma pada siswa dan orang tua. Untuk itu, BPOM dan Kemenkes tanggung biaya perawatan, seperti Rp350 juta di Banggai Kepulauan. Meski begitu, kepercayaan publik terhadap MBG menurun. Oleh karena itu, BPOM tingkatkan transparansi data. Dengan demikian, kepercayaan masyarakat pulih.
Edukasi Keamanan Pangan untuk Masyarakat
BPOM Kawal Keamanan Pangan MBG dengan kampanye “Konsumen Cerdas Pangan Sehat”. Selain itu, BPOM gandeng Universitas Pertahanan untuk latih SPPI tentang gizi dan higienitas. Untuk itu, edukasi ke masyarakat fokus pada deteksi makanan basi dan bahaya kontaminasi. Meski begitu, literasi keamanan pangan masih rendah di daerah 3T. Oleh karena itu, BPOM rencanakan pelatihan digital mulai 2026. Dengan demikian, kesadaran masyarakat tentang pangan aman meningkat.
Kesimpulan
Hebat! BPOM Kawal Keamanan Pangan MBG untuk Anak RI 2025 tunjukkan komitmen BPOM atasi keracunan massal. Selain itu, pengawasan hulu-hilir dan pelatihan SPPI perkuat keamanan pangan. Untuk itu, perbaikan SPPG dan edukasi masyarakat jadi prioritas. Meski begitu, tantangan higienitas dan literasi perlu solusi cepat. Dengan demikian, BPOM Kawal Keamanan Pangan MBG wujudkan program aman dan bergizi bagi anak Indonesia.
