viralizou.site – Mahasiswa PhD Makan Makanan Kucing demi hidup hemat di Swiss, seperti yang viral di media sosial pada 26 September 2025. Mahasiswa asal China ini, yang menempuh studi doktoral di bidang kedokteran, pilih konsumsi makanan kucing karena murah dan kaya protein, sambil donor darah untuk dapatkan makanan gratis. Artikel ini mengulas kisahnya, alasan hemat, strategi bertahan hidup, respons publik, dan tips hidup hemat di Swiss, per 30 September 2025, 05:51 WIB.
Mahasiswa PhD Makan Makanan Kucing demi Biaya Hidup
Mahasiswa PhD Makan Makanan Kucing karena biaya hidup di Swiss, terutama di Zurich dan Jenewa, capai 1.000–1.500 franc Swiss (Rp 20–31 juta) per bulan. Selain itu, ia sebut makanan kucing seharga 3,75 franc Swiss (Rp 70.000) per 3 kg, dengan 32% protein, jauh lebih murah dibandingkan daging. Untuk itu, ia campur makanan kucing dengan kacang untuk samarkan bau. Meski begitu, mahasiswa internasional tak boleh kerja legal di Swiss. Oleh karena itu, ia pilih cara ekstrem ini. Dengan demikian, ia bisa fokus pada studinya.
Mahasiswa PhD Makan Makanan Kucing dan Donor Darah
Mahasiswa PhD Makan Makanan Kucing, tapi ia juga donor darah rutin untuk dapatkan makanan gratis seperti sandwich, sup, dan cokelat. Selain itu, ia tabung 300.000 yuan (Rp 700 juta) sebelum ke Swiss, tapi biaya hidup tetap sulit. Untuk itu, ia klaim makanan kucing bikin rambutnya lebih sehat dibandingkan teman-temannya yang alami kerontokan. Meski begitu, pilihannya ini tuai pro dan kontra. Oleh karena itu, ia tetap jalani gaya hidup hemat. Dengan demikian, ia tunjukkan kreativitas bertahan hidup.
Mahasiswa PhD Makan Makanan Kucing Picu Kontroversi
Mahasiswa PhD Makan Makanan Kucing viral di media sosial, tapi banyak netizen terkejut dan kritik pilihannya. Selain itu, sebagian sebut ini tak sehat, meski ia bantah dengan klaim nutrisinya cukup. Untuk itu, kasus serupa pernah terjadi, seperti miliarder Aimee Elizabeth yang konsumsi makanan kucing demi hemat. Meski begitu, penggemar dukung semangat hematnya untuk wujudkan mimpi PhD. Oleh karena itu, kisah ini jadi pembicaraan hangat. Dengan demikian, publik terbagi soal caranya.
Strategi Hemat Lain di Swiss
Mahasiswa PhD Makan Makanan Kucing, tapi ada cara hemat lain yang lebih umum di Swiss. Selain itu, mahasiswa sering belanja di supermarket seperti Coop atau Migros setelah jam 17.00 untuk diskon 25–50% pada roti, daging, dan sayur. Untuk itu, kantin kampus tawarkan makan seharga 7–8 franc Swiss (Rp 130.000). Meski begitu, menyewa apartemen bersama atau tinggal di asrama kurangi biaya akomodasi. Oleh karena itu, bersepeda juga hematkan transportasi. Dengan demikian, mahasiswa bisa hemat tanpa langkah ekstrem.
Tips Hidup Hemat untuk Mahasiswa di Swiss
Mahasiswa PhD Makan Makanan Kucing, tapi mahasiswa lain bisa ikuti tips hemat yang lebih aman. Selain itu, masak sendiri di rumah hemat hingga 50% dibandingkan makan di luar. Untuk itu, gunakan kartu diskon seperti Geneva Pass untuk transportasi dan atraksi murah. Meski begitu, cari buku bekas atau pinjam di perpustakaan untuk kurangi biaya studi. Oleh karena itu, ajukan subsidi asuransi kesehatan jika berpenghasilan rendah. Dengan demikian, mahasiswa bisa nikmati Swiss tanpa tekanan finansial.
Kesimpulan
Heboh! Mahasiswa PhD Makan Makanan Kucing di Swiss karena biaya hidup tinggi, pilih konsumsi makanan kucing dan donor darah untuk hemat. Selain itu, pilihannya picu kontroversi, tapi ia klaim nutrisinya cukup. Untuk itu, tips seperti masak sendiri, belanja diskon, dan gunakan kartu transportasi jadi alternatif hemat. Meski begitu, kisahnya inspirasi soal kreativitas bertahan hidup. Dengan demikian, mahasiswa lain bisa ambil pelajaran tanpa langkah ekstrem.
